Liputan6.com, Jakarta Keuntungan yang diperoleh Boeing menurun sebanyak 21 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini akibat krisis penjualan dari pesawat jenis 737 MAX. Padahal sebelum kecelakaan yang terjadi Lion Air dan Ethiopian Air, Boeing 737 MAX menjadi salah satu produk terlaris dari Boeing.
Produsen pesawat asal AS itu melaporkan pendapatan dan laba pada kuartal I 2019 lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Dikutip dari laman CNN, saat ini Boeing mengaku tidak dapat memenuhi target yang sebelumnya ditetapkan. Pengembalian armada 737 MAX dan pedoman baru menjadi alasan utama Boeing sulit untuk mencapai targetnya.
Tidak hanya itu saja, Boeing juga telah menghentikan pembelian kembali sahamnya yang saat ini telah membeli saham 6,1 juta saham senilai USD 2,3 miliar pada kuartal I 2019.
Meskipun Boeing tidak menjabarkan secara pasti biaya akibat krisis yang dialami oleh 737 MAX, namun mereka mengaku telah mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk memperbaiki masalah pada pesawat jenis ini.
Boeing menyebutkan telah mengeluarkan sekitar USD 1 miliar untuk memperbaiki masalah 737 MAX. Penurunan produksi ini berdampak pada efisiensi Boeing dalam membuat pesawat.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3950199/laba-boeing-anjlok-gara-gara-insiden-pesawat-jatuh
0 Comments:
Post a Comment