Thursday, October 25, 2018

Delapan Geosite Lokal Berkomitmen Jadi UNESCO Global Geopark

Liputan6.com, Jakarta Delapan Pemerintah Daerah pengelola geopark yang masih berstatus lokal meyakinkan tim penilai Kenaikan Status dan Evaluasi Geopark Nasional dan berkomitmen daerahnya layak menjadi geopark nasional bahkan akan mengadopsi UNESCO Global Geopark, Selasa (23/10) di Jakarta.

Geopark Pongkor-Bogor, Geopark Karangsambung-Karangbolong, Geopark Meratus, Geopark Silokek, Geopark Sawahlunto, Geopark Ngaraisianok-Maninjau, Geopark Natuna, Geopark Banyuwangi menandatangani komitmen pengembangan geopark jika nantinya daerah tersebut menjadi geopark nasional.

Ketua tim penilai Kenaikan Status dan Evaluasi Geopark Nasional, Yunus Kusumabrata menyatakan Pemerintah Daerah adalah ujung tombak dalam membangun Geopark. “Tahap presentasi dan verifikasi ini wajib sebelum terbit Perpres mengenai geopark nasional” tutur Yunus.

“Harus ada sinergi antara pemerintah, badan pengelola dan masyarakat agar pengembangan geopark ini berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.” katanya.

Menurut Yunus suksesnya geopark juga ditentukan oleh kelembagaan. Konservasi, pendidikan dan kemitraan yang baik menjadi ukuran bagaimana sebuah geopark menjadi sempurna.

Salah satu pemateri, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah  (Bappeda Litbang) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah menyampaikan Geopark Pongkor akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.

“Konsep geopark ini mulai disosialisasikan pada kegiatan Musrembang sebagai konsep alternatif untuk membangun ekonomi kerakyatan” katanya. “Ini untuk pengembangan masyarakat, tadinya sebagian bermata pencaharian gurandil atau penambang emas ilegal, kini sudah mulai beralih menjadi pelaku-pelaku di geopark.” tambahnya.

Geopark Pongkor dibagi menjadi empat yakni: Geosite Pongkor, Leuwiliang, Tenjolaya dan Parung dengan area sekitar 132.493 hektar dengan bentukan bentang alam berupa pegunungan, perbukitan, lembah hingga daratan.

Mencakup 172 desa dalam 15 Kecamatan, wilayah ini memiliki potensi geodiversity seperti: museum tambang Pongkor, Curug Sawer, Curug Seribu, Kawah ratu, Curug Nangka. Kemudian potensi biodiversity dengan adanya Kawasan wisata Cikaret, Kebun teh Nirmala, Elang Jawa, Owa Jawa, Surili dan sebagainya.

Yang terakhir adalah Culturediversity yakni Kampung adat Urug, Kampung budaya Sindang barang, kesenian dan makanan khas Sunda. Dalam perkembangannya juga akan melibatkan Bumdes untuk pertumbuhan ekonomi lokal.

Dalam keterangan tertulis, Gunung Pongkor sebagai Situs Geologi terdiri dari komponen alami keragaman geologi tertentu yang unik, langka dan bernilai keilmuan tinggi. Sebaran keragaman dan keunikan Geologi salah satunya adalah tambang emas Pongkor yang saat ini dikelola oleh PT Aneka Tambang Tbk.

Dalam rangka menuju pasca tambang tahun 2021, Perusahaan itu kini menyiapkan pembuatan museum tambang yang menjadi salah satu geosite.

(*)

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/news/read/3676487/delapan-geosite-lokal-berkomitmen-jadi-unesco-global-geopark
Share:

0 Comments:

Post a Comment