Anas menjelaskan, di Banyuwangi ada fenomena api biru (blue fire) yang termasuk terluas di dunia, yaitu di Gunung Ijen. Kawah di Ijen tersebut juga merupakan kawah terasam di dunia.
"Ini pasti memiliki nilai tambah tersendiri. Lalu ada fenomena mineralisasi Pulau Merah, serta kompleks gua di TN Alas Purwo. Ketiga karakteristik geologi ini dikombinasikan menjadi ciri khas dan identitas Geopark Banyuwangi," kata Anas.
Pulau Merah merupakan sisa dari perjalanan magma di bawah gunung api purba.
Singkapan batuan di Pulau Merah sangat ideal dijadikan laboratorium geologi dunia untuk mempelajari proses alterasi dan mineralisasi emas tembaga.
Jejak geologi di dalam Gua Istana yang berada di TN Alas Purwo menggambarkan bahwa daerah tersebut merupakan laut dangkal yang mengalami proses geologi sampai menjadi daratan.
Geopark Banyuwangi juga didukung keberagaman hayati (biodiversity) dan cultural diversity. Dicontohkannya, di kawasan Ijen ada 14 jenis flora dan 27 fauna, dengan 6 jenis mamalia. Adapun di TN Alas Purwo merupakan rumah bagi 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil.
"Dengan segala kekhasan yang kami miliki mulai dari geologi, flora dan fauna, hingga warisan budaya, maka kami sejak awal telah mengangkat ekoturisme sebagai dasar pengembangan pariwisata kami," ungkap Anas menambahkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
0 Comments:
Post a Comment