Wednesday, April 24, 2019

HEADLINE: Tak Ada Pembenaran untuk Terorisme, di Sri Lanka, di Christchurch...

Mungkin ada baiknya kita menyimak fakta ini: pelaku penembakan di Christchurch diketahui bernama Brenton Tarrant, usianya 28 tahun, dan mengaku lahir dari keluarga kelas pekerja.

Pemuda ekstremis itu adalah pendukung sayap kanan, pengikut supremasi kulit putih, dan penentang keras imigrasi. Lantas, apa hubungannya dengan Sri Lanka? 

"Tak masuk akal mengaitkan (serangan teror di Sri Lanka) dengan Selandia Baru," kata Hilmy Ahmed, wakil kepala Asosiasi Muslim Sri Lanka kepada CNN.

"Serangan di Selandia Baru membuka mata dunia terhadap krisis yang dihadapi umat Islam," tambah dia. Menarik perhatian akan fakta meningkatnya islamofobia di seluruh dunia.

Sidney Jones, pakar terorisme dari Institute for Policy Analysis of Conflict mengatakan bahwa klaim keterkaitan dengan serangan di Selandia Baru, tidak memiliki sumber yang jelas.

"Kita tidak tahu apakah dari interogasi terduga pelaku atau dari posting seperti di atas," kata Jones kepada Liputan6.com, sambil memperlihatkan sebuah gambar dari pendukung ISIS.

Ia berpendapat, serangan seperti yang terjadi di Sri Lanka terlalu besar dan rumit untuk disiapkan dalam waktu satu bulan saja, pasca-serangan dua masjid di Selandia Baru.

"Artinya mungkin sudah mulai disiapkan sebelum (insiden) Christchurch," imbuhnya.

Sementara itu, Mohammad Iqbal Ahnaf, dosen program studi agama dan lintas budaya, sekolah pascasarjana Universitas Gadjah Mada mengatakan, kalaupun klaim pihak Kementerian Pertahanan Sri Lanka benar, ada banyak hal yang belum terjawab. 

"Jika memang adalah pembalasan kejadian Selandia Baru, kenapa kemudian Sri Lanka?," lanjut Ahnaf. "Bisa jadi, karena Sri Lanka dianggap tidak siap akan hal itu (mengatasi teror)."

Menurut Ahnaf, terorisme dapat terjadi di mana saja jika bibit ekstremisme tumbuh subur di suatu wilayah. Banyak negara di dunia saat ini rawan terhadap keberadaan teror. Sri Lanka, yang memiliki sejarah kekerasan antar-agama, adalah salah satunya. 

Informasi Intelijen Diabaikan?

Kabarnya, peringatan telah diberikan pihak intelijen India, sebelum teror merusak kedamaian Paskah di Sri Lanka.  Dalam beberapa hari, bahkan beberapa jam sebelum ledakan pertama terjadi.

Peringatan dini itu didasarkan pada informasi yang diperoleh dari seorang tersangka ISIS yang ditangkap di India, menurut sebuah laporan yang diterima CNN.

Kepada para penyelidik, tersangka mengungkap nama seorang pria yang ia latih di Sri Lanka, yang dikaitkan dengan kelompok ekstremis setempat.

"Ketika kami sedang menyelidiki kasus-kasus ISIS, selama interogasi terhadap seorang tersangka, ia mengungkapkan nama seorang pria, Zahran Hashim, yang merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri dan dikaitkan dengan NTJ (National Thowheeth Jamaath)," kata sumber intelijen di India.

"Tersangka mengatakan bahwa dia berperan dalam radikalisasi (terhadap Hashim)."

Sumber intelijen India tidak menyebutkan secara spesifik kapan penangkapan itu dilakukan. "Badan-badan intelijen India membagikan informasi mereka dengan rekan-rekan mereka di Sri Lanka," lanjut sumber itu.

Nama Hashim memang muncul dalam memo tertanggal 11 April 2019 yang ditandatangani oleh Wakil Inspektur Jenderal Polisi Sri Lanka. Dalam salinan memo yang telah dilihat oleh CNN, Hasyim disebut sebagai pemimpin NTJ.

"Suatu badan intelijen asing tertentu telah melaporkan bahwa pemimpin Tauhid Nasional Jamath - NTJ, Mohamed Cassim Mohamed Zahran, juga dikenal sebagai Zahran Hashim dan para pengikutnya - telah merencanakan serangan bunuh diri di Sri Lanka," tulis memo itu.

Memo diedarkan secara luas ke berbagai layanan keamanan dan beberapa kementerian pemerintah --namun sayangnya, tidak ditindaklanjuti optimal. Berbagai laporan yang mengutip narasumber pejabat anonim menyebut bahwa laporan intelijen itu tidak sampai ke presiden, perdana menteri, dan jajaran kabinet Sri Lanka.

Zahran Hashim teridentifikasi muncul dalam sebuah video yang diduga dirilis oleh ISIS pada Selasa 23 April 2019, hari ketika mereka mengklaim pemboman di Kolombo dan Batticaloa.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita Amaq yang berafiliasi dengan ISIS, kelompok itu mengatakan para penyerang adalah "pejuang"-nya.

Video itu menunjukkan delapan orang yang mengaku sebagai pelaku teror Sri Lanka. Mereka telah berjanji setia kepada ISIS.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/global/read/3949579/headline-tak-ada-pembenaran-untuk-terorisme-di-sri-lanka-di-christchurch
Share:

0 Comments:

Post a Comment