Liputan6.com, Ambon - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon, mengimbau para nelayan tradisional agar mewaspadai gelombang tinggi laut Maluku bagian Utara pada beberapa hari ke depan.
Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar mengatakan, gelombang tinggi laut Maluku diperkirakan mencapai 2,5 meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional.
Karena itu, ia meminta para nelayan tidak memaksakan diri melaut bila hanya dengan mengandalkan armada tradisional.
Dia menilai armada tradisional berupa perahu berlambung besar tidak kuat menahan gempuran ombak setinggi 2,5 meter karena dapat berakibat fatal bagi para nelayan.
"Imbauan ini telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, maupun sembilan kabupaten dan dua kota," kata Ot, Minggu (25/11/2018) dilansir Antara.
Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrem sehingga tidak memaksakan diri berlayar.
Dalam kondisi cuaca ekstrem, kata dia, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," ujar Ot.
Disinggung soal angin, dia menjelaskan, kondisi sinoptik umumnya dari arah barat-utara dengan kecepatan terbesar 15 Knots (30 KM/Jam).
Sedangkan, cuaca pelayaran di Maluku bervariasi hujan ringan hingga hujan sedang dengan suhu bervariasi 24 - 32 derajat Celcius dan kelembaban 66 - 91 persen.
Saksikan video pilihan berikut ini:
0 Comments:
Post a Comment