Liputan6.com, Aceh - Jejak tujuh pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan di Gedung SKB, Desa Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh, hingga saat ini, masih belum diketahui.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bireuen, Murdani mengatakan, pihak terkait masih melakukan pengembangan dan sejak tujuh imigran tersebut kabur dari lokasi penampungan pada Jumat, 21 Desember 2018, pagi.
"Hingga hari ini belum ada perkembangan sejak dilaporkan ke Polsek Kota Juang dan Polres Bireueun. Kita juga sudah melaporkan kepada Gubernur Aceh, melalui Dinas Sosial Aceh," ujar Murdani, kepada Liputan6.com, Sabtu, 22 Desember 2018.
Hingga saat ini belum diketahui apa motif kaburnya tujuh pengungsi Rohingya tersebut. Para imigran ini ditampung di Gedung SKB, Desa Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen sejak April lalu, bersama puluhan pengungsi lainnya.
"Kita belum tahu apa alasan atau motif mereka melarikan diri. Namun, upaya oleh pihak terkait untuk mencari jejak mereka akan terus dilakukan," kata Murdani.
Dari 79 orang etnis Rohingya yang ditampung di lokasi pengungsian tersebut, delapan di antaranya merupakan anak-anak. Mereka ditempatkan di tempat itu sejak 20 April lalu.
Kabur Saat yang Lain Terlelap
Informasi yang diterima Liputan6.com, tujuh pengungsi etnis Rohingya yang semuanya pria itu kabur pada pukul 4.00 WIB, pagi. Mereka kabur saat yang lain sedang tertidur.
"Mereka dikabarkan pergi dari tempat pengungsian Jumat pagi kemarin. Namun, bagaimana kronologi sebenarnya, kita juga belum tahu. Jalurnya ke mana, atau dengan apa. Yang kita dapat ada laporan mereka sudah kabur," jelas Murdani.
Adapun nama-nama mereka yang kabur yakni, Shobbir Ahmad (19), Mohammad Shobbir (40), Mohammad Waras (15), Mohammad Shorif (15), Zakir Husson (23), Mohammad Yusuf (20), dan Abdul Hamid (20).
Kesulitan Logistik?
Sejumlah pandangan muncul, menyusul kaburnya tujuh pengungsi Rohingya tersebut. Beberapa mengatakan, pengungsi yang kabur itu mulai merasa tidak nyaman, seiring pemerintah setempat kesulitan menyediakan logistik untuk mereka yang dijuluki manusia perahu itu.
Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dikabarkan sudah menyurati kementerian terkait guna menindaklanjuti kehadiran para pengungsi etnis Rohingya di Aceh. Namun, hingga saat ini, belum ada respon.
Kementerian dimaksud yakni, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Hukum dan HAM, serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Selain itu, Kepala Dinas Sosial Aceh, Devi Riansyah menyebut, International Organization for Migration (IOM) yang harusnya punya andil menangani kehadiran para imigran antarnegara tersebut, sejak tiga bulan lalu telah menarik diri.
"Sementara kita sebenarnya tidak punya kewenangan apa pun. Apalagi kita tidak ada dana untuk pembiayaan makan dan kebutuhan mereka. Jika pun ada, itu hanya karena tuntutan kemanusiaan," kata Devi.
Simak video pilihan berikut ini:
0 Comments:
Post a Comment