Persija Jakarta. (Bola.com/Repro: Gerry Anugrah Putra)
Persija Jakarta terlahir dengan nama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) pada November 1928. Didirikan oleh Soeri dan A. Alie di Tanah Abang, VIJ menjadi bond pergerakan untuk Indonesia merdeka.
Persija menjadi tim tersukses dalam sejarah sepak bola Indonesia. Bukti tersebut tersaji dalam torehan 10 gelar juara kompetisi PSSI. Tahun 1931, 1933, 1934, 1938, 1954, 1964, 1973, 1975, 1979 da 2001 menjadi tahun juara bagi Macan Kemayoran.
Lahir karena sikap diskriminasi pemerintahan Belanda, VIJ menjadi perkumpulan kritis yang mencetuskan lahirnya PSSI melalui rapat-rapat kecil di Jakarta pada tahun 1930. Saat rapat besar dan pencetusan PSSI, VIJ hadir dan diwakili oleh Sjamsoedin.
Pada awal kompetisi, VIJ menjadi juara pada tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938. Mereka berseteru hebat dengan Persis pada kompetisi awal PSSI.
Di era VIJ, bond pribumi itu pernah diperkuat oleh Soemo dan Abidin. Kedua nama itu menjadi pemain yang mahsyur pada eranya. Pada tahu 1950, VIJ merubah nama menjadi Persija.
Era 1950an, Persija punya keuntungan yang besar dan banyak diisi pemain dengan teknik tinggi buah hasil bergabungnya klub-klub anggota VBO ke Persija.
Lain lagi dengan era 1960an, dimana Persija memetik gelar juara dengan tenaga-tenaga anak muda. Kala itu, kompetisi internal Persija bisa dibilang menjadi kompetisi amatir terbaik dengan banyak menghasilkan pemain-pemain legendaris. Soetjipto Soentoro salah satunya.
Era emas, alias 1970an, nama Persija sudah menjadi jaminan mutu. Bukan hanya karena sebagai salah satu tim elit Indonesia, tetapi juga sebagai pemasok pemain timnas terbanyak pada era itu. Bukti sahihnya adalah hampir kesebelas pemain timnas Indonesia adalah pemain Persija.
Deretan prestasi juga hadir pada era 1970an. Pada era tersebut, Persija meraih tiga kali gelar juara Kompetisi PSSI, yakni pada tahun 1973, 1975 dan 1979. Setelah era itu, Persija hanya hampir merengkuh gelar juara pada tahun 1988 karena kalah dari Persebaya 2-3 di final.
Meski saat ini sudah kembali mengenakan warna merah dan putih, Persija pernah juara di era Oranye. Pada Liga Indonesia tahun 2001, Bambang Pamungkas dkk memberikan kembali hadiah juara kepada warga Jakarta setelah puasa selama 22 tahun.
Saat ini, Persija masih terus eksis di sepak bola Indonesia. Sayang, sebagai bond tua dan sukses, Persija mempunyai masalah klasik. Tak adanya stadion selepeas Stadion Persija, Menteng, digusur, Macan Kemayoran seakan menjadi musafir dan jarang sekali menyentuh tanah Jakarta.
Sumber Bola.com
0 Comments:
Post a Comment