Apa pekerjaan manusia Gunung Rinjani saat ini? Jawabannya, mereka saat ini hanya menganggur. Masih beruntung mereka yang memiliki tabungan atau pekerjaan lainnya sebagai petani.
Bagaimana bagi mereka yang benar-benar mengandalkan hidup dari pendakian? Sementara itu, kebutuhan hidup di pengungsian terus bertambah, rumah mereka sudah ambruk. Tidak ada lagi harta yang dimiliki.
Mereka saat ini kebanyakan tinggal di tenda darurat bersama keluarganya. Menggantungkan hidup dari bantuan pemerintah, tentunya tidak bisa selamanya.
"Mudah-mudahan pariwisata di Rinjani pulih kembali," begitu harapan dari pemandu yang ngepos di Sembalun, Mumuh.
Dirinya tidak bisa apa-apa lagi menghadapi musibah bencana alam, kecuali pasrah. "Saya sekarang isi kegiatan membantu relawan yang akan menyerahkan bantuan kepada pengungsi saja," katanya yang mengaku berasal dari Jambi.
Koordinator Publikasi Sembalun Community Development Centre (SCDC) Rosidin Sembahulun menyebutkan keluhan warga atas berkurangnya pendapatan sudah dirasakan sejak gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018.
"Banyak warga yang menggantungkan hidup dari Gunung Rinjani, semuanya saling berkaitan dengan pemilik hotel/restoran, warung makanan, sampai petani," katanya.
Dengan kondisi bencana alam seperti ini, banyak yang menjadi penganggur dan lebih sibuk menyelamatkan keluarganya masing-masing. "Rekan-rekan paling-paling saat ini membantu relawan yang akan menyumbangkan bantuan kepada korban bencana," katanya.
Ia menceritakan jatuh bangun membangun dunia pariwisata pendakian Gunung Rinjani bersama tokoh pemuda setempat yang menjadi Ketua SCDC Royal Sembahulun. "Setelah Gunung Rinjani mendapatkan 'award' sekitar 2002 atau 2003 sebagai gunung terbersih dan terindah dari lembaga dunia, jumlah pengunjung ke Gunung Rinjani meningkat," katanya.
Booming pendakian Gunung Rinjani dimulai pada 2008. Setahun sebelum itu, ia bersama Ketua SCDC mengantarkan salah seorang pemilik lembaga swadaya masyarakat di Amerika Serikat yang kemudian berlanjut menawarkan apa keinginan dari warga Sembalun untuk pengembangan wisata daerah tersebut.
"Mengingat sebelumnya warga AS itu, menilai Sembalun itu kotor primitif," katanya.
Keinginan tokoh pemuda itu, yakni mengembangkan masyarakat Sembalun dari sektor pariwisata, terutama pemandu karena sebelumnya kebanyakan pemandu berasal dari luar Sembalun. Terkait dengan hal tersebut, juga dilakukan pembangunan sumber daya masyarakat setempat melalui pelatihan bahasa Inggris dan teknologi informasi.
"Awalnya yang ikut pelatihan bahasa Inggris saja ada 15 'guide', sekarang sudah tumbuh sampai ratusan orang," katanya.
Bahkan, warga pun berinisiatif membuka paket pendakian di luar Gunung Rinjani jika ditutup oleh pengelola TNGR, yakni pendakian Bukit Pegasingan, Bukit Anak Dara, Bukit Selong, dan Bukit Telaga. Kini, warga yang menggantungkan hidup dari Gunung Rinjani menunggu berakhirnya guncangan gempa.
Saksikan video pilihan berikut ini:
0 Comments:
Post a Comment