Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham (IHSG) diperkirakan kembali menguat usai terkoreksi pada perdagangan saham Senin, 24 Juni 2019.
Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper menilai, IHSG berpeluang menguat dengan level support 6.272-6.255 dan resistance di level 6.313-6.337.
Dia menuturkan, pelemahan IHSG memang masih diakibatkan oleh tekanan global. Namun, data neraca perdagangan Mei yang tercatat surplus USD 0,21 miliar mampu menopang pergerakan IHSG pada Selasa pekan ini.
"Kemungkinan besar indeks bergerak rebound. Itu melihat rentang pelemahan jangka pendek sudah sangat terbatas mendekati support moving average," ujar Dennies.
Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas, Lanjar Taulat Ibrahimsyah pesimistis IHSG berpotensi menguat. Menurut dia, IHSG masih akan ditutup ke zona merah.
"Saya memprediksi indeks akan ditutup negatif di kisaran 6.210-6.307," ujar Lanjar. "
Selain itu, investor asing juga tengah kehilangan keyakinan serta menimbang dampak situasi geopolitik timur tengah dan Amerika Serikat (AS) di tengah ketidakpastian kesepakatan dagangan antara China dan AS," tambah dia.
Pada perdagangan saham hari ini, Lanjar merekomendasikan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Sedangkan Dennies menganjurkan investor untuk membeli saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), hingga saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Penutupan IHSG Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga akhir penutupan perdagangan saham Senin pekan ini. Aksi jual investor asing bayangi laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 24 Juni 2019, IHSG melemah 26,97 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.288,46. Indeks saham LQ45 melemah 0,70 persen ke posisi 998,04. Sebagian indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,42 persen ke posisi 1.036,28.
Sebanyak 212 saham melemah sehingga menekan IHSG. 184 saham menguat dan 138 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.320,53 dan terendah 6.280,22.
Total frekuensi perdagangan saham 432.034 kali dengan volume perdagangan 19,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun.
Transaksi saham yang besar ini didorong adanya saham Plaza Indonesia Realty (PLIN) yang mencapai Rp 4,4 triliun di pasar negosiasi. Saham PLIN ditransaksikan di posisi harga Rp 3.847 per saham. Total frekuensi empat kali.
Investor asing jual saham Rp 111,12 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.140.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 2,21 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor tambang menguat 0,14 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar turun 1,04 persen, sektor saham aneka industri dan konstruksi turun masing-masing 0,88 persen.
Selanjutnya
Saham-saham yang menguat antara lain saham POSA mendaki 25 persen ke posisi Rp 360 per saham, saham SFAN mendaki 24,49 persen ke posisi Rp 615 per saham, dan saham ERAA melonjak 19,19 persen ke posisi Rp 1.615 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham YULE turun 11,27 persen ke posisi Rp 181 per saham, saham TARA tergelincir 10,30 persen ke posisi Rp 740 per saham, dan saham TRIM susut 9,52 persen ke posisi Rp 152 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng catatkan penguatan 0,14 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,03 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,13 persen, indeks saham Thailand menguat 0,10 persen dan indeks saham Shanghai naik 0,21 persen.
Sementara itu, indeks saham Singapura dan Taiwan masing-masing turun 0,35 persen dan 0,23 persen.
0 Comments:
Post a Comment