Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) bersama dengan Association of Luxembourg Fund Industry (ALFI) mengadakan seminar "The Luxembourg Solutions for Raising Capital In Europe and Beyond" di Bursa efek Indonesia (BEI) pada Senin ini.
Ketua Umum AMII Edward P Lubis mengatakan, seminar ini bertujuan untuk menambah wawasan para manajer investasi mengenai standar investasi yang digunakan para manajer di Luxembourg.
"Tujuannya dua, keluar kita membangun awareness, Indonesia ini market yang sudah lumayan besar, member juga sudah ada 83 perusahaan. Kita juga mau tingkatkan standar biar setara dengan manajer investasi di regional," ungkap Edward di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (25/02/2019).
Edward juga mengatakan dengan seminar ini Indonesia hendak membuka akses bagi pelaku investasi lain agar masuk ke Indonesia. Selain itu, Indonesia berkesempatan masuk ke pasar global melalui arahan dan bimbingan dari ALFI. Meski memungkinkan, tetap ada standar yang harus dipenuhi oleh Indonesia.
"Nah untuk itu Luxembourg ini memberikan kriteria-kriteria supaya fund kita bisa listing atau dijual di Eropa dan di negara-negara Internasional. Jadi Luxembourg di sini itu istilahnya untuk Indonesia 'pakailah kami (Luxembourg) untuk akses ke Eropa'. Yang bisa bantu kita ini dari Luxembourg ini," sambungnya.
Didirikan 18 Maret 2015, Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) berfungsi sebagai wadah untuk menampung anggota, sebagai perwakilan saat diskusi dengan regulator, memberikan izin sertifikasi, pendidikan dan pelatihan lanjutan hingga menyelenggarakan mediasi jika terjadi sengketa.
Asosiasi ini menaungi perusahaan manajer investasi seperti PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Asset Manajemen Indonesia, PT Panin Asset Management, PT Danareksa Investment Management dan lainnya.
BEI Ingin Dana Pensiun Alokasikan Investasi Saham Capai 20 Persen
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengoptimalkan berbagai upaya dan kerja sama khusus pada 2019. Ini untuk meningkatkan jumlah investor saham baik investor ritel dan institusi di pasar modal.
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menuturkan, pihaknya kini bekerja sama dengan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menggenjot jumlah investor sebesar 20 persen dari total dana kelolaan dana pensiun (dapen) untuk dialokasikan ke instrumen saham.
"Sudah ada kerja sama antara BEI dengan asosiasi dana pensiun. Kemarin kita juga sudah menjalin MoU dengan pengelola reksa dana. Jadi kita akan menyasar calon-calon investor institusi baik di instrumen saham maupun lainnya, terutama misalnya reksa dana," imbuhnya di Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Dia menjelaskan, tujuan kerja sama dengan ADPI ini guna memberikan pemahaman yang baik terhadap industri pasar modal terutama pentingnya berinvestasi di bursa saham. Selama ini, kata dia, keterlibatan ADPI masih terbilang minim sebagai investor institusi.
"Selain menyasar investor domestik ritel, kita juga bersama institusi potensial investor sudah mendekatkan diri. Jadi pemahaman pengurus, pembina dan pemilik dana pensiun tidak dibiarkan menjadi investor yang tidak berpemahaman. Kita juga lakukan serangkaian kegiatan sosialisasi," ujar dia.
Sementara itu, porsi alokasi dana pensiun (dapen) di pasar modal saat ini baru mencapai 11 persen dari yang ditargetkan mencapai 20 persen pada 2019. Pihaknya mengaku berkomitmen penuh untuk mendongkrak jumlah investor saham pada 2019.
"Kita berikan pemahaman bahwa kalau raising-nya tahun ini harusnya di angka minimal 20 persen dari alokasi, karena sekarang baru sekitar 11 sampai 12 persen," ujar dia.
0 Comments:
Post a Comment