Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menunda menaikkan tarif impor barang China di AS. Hal ini seiring pembicaraan AS dan China yang produktif.
Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu jika perkembangan negosiasi perdagangan berlanjut.
Pengumuman ini memberikan sinyal jelas kalau China dan AS akan capai kesepakatan pada akhir Februari. Hal itu mengingat perang dagang menyebabkan permintaan global melambat dan menganggu pasar.
Trump berencana menaikkan tarif impor menjadi 25 persen dari 10 persen untuk barang impor China senilai USD 200 miliar. Langkah itu dilakukan AS jika pertemuan antara AS dan China tidak temui kata sepakat.
Usai selama sepekan bernegosiasi, Donald Trump menyatakan kalau tarif tidak akan naik saat ini. Dalam unggahan di media sosial Twitter, ia menuturkan, ada kemajuan dalam negosiasi termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian dan layanan mata uang.
"Saya akan menunda kenaikan tarif yang dijadwalkan 1 Maret. Dengan asumsi, kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan. Kami akan merencanakan KTT untuk Presiden Xi dan saya sendiri di Mar-a-Lago untuk simpulkan kesepakatan, akhir pekan yang sangat baik untuk AS dan China," ujar dia, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (25/2/2019).
Bursa Saham China Menguat
Trump tidak menetapkan tenggat waktu baru untuk perundingan. Akan tetapi, dia menuturkan kepada Gubernur Negara bagian AS kalau ada “berita sangat besar” selama satu dan dua minggu ke depan jika semua berjalan baik dalam negosiasi.
Gedung Putih tidak memberikan perincian khusus tentang jenis kemajuan yang telah dibuat. Trump dan Xi mengadakan gencatan senjata 90 hari pada 2018 untuk memberikan waktu negosiasi sehingga capai kata sepakat.
“Kami tidak dapat memastikan apakah ini merupakan sesuatu yang utama dan sukses karena tidak tahu detail dari apa yang telah dinegosiasikan. Tapi setuju memperpanjang negosiasi beberapa minggu lagi jelas merupakan kepentingan China,” ujar Scott Kennedy, Pengamat dari the Center for Strategic and International Studies.
“Pada titik ini, AS mungkin telah mendapatkan semua yang akan keluar dari China,” ia menambahkan.
Market Strategist JP Morgan, Tai Hui menuturkan, kedua belah pihak ingin menyelesaikan sengketa. Kenaikan tarif lebih lanjut akan menambah kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan AS.
Bursa saham yang peka terhadap perang dagang bergerak positif dengan langkah Trump. Bursa saham berjangka AS menguat. Bursa saham Asia pun positif. Bahkan capai level tertinggi dalam lima bulan.
Bursa saham China pun melonjak pada awal perdagangan dengan indeks saham Shanghai naik 2,1 persen dan tertinggi sejak 1 Agustus. Pada perdagangan sore, indeks saham Shanghai catatkan penguatan terbesar di Asia dengan mendaki 5,6 persen. Demikian juga yuan yang capai level terkuat terhadap dolar AS sejak Juli.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
0 Comments:
Post a Comment