Liputan6.com, New York - Warna merah darah pada Bulan selama Gerhana Bulan Total mungkin sulit untuk dijelaskan tanpa pemahaman dasar tentang mekanika orbital. Tetapi, kelompok teori konspirasi Bumi Datar (FE) punya penjelasan sendiri, terlepas dari fakta-fakta ilmiah.
Selama terjadinya Super Blood Wolf Moon pada 20-21 Januari tahun ini, para pengamat langit (skywatchers) di sebagian besar belahan barat Bumi, melihat Bulan melewati bayangan Bumi. Satelit alami planet ini tampak memerah selama proses gerhana berlangsung.
Menurut teori konspirasi Bumi Datar, fenomena astronomi ini --yang dikenal sebagai Gerhana Bulan Total-- sebenarnya merupakan kesempatan langka untuk melihat sekilas "bayangan" dari objek misterius yang mengorbit matahari, dan kadang-kadang lewat di depan Bulan dari sudut pandang mereka --yang menganggap Bumi berbentuk bak piza.
Meskipun 'penganut' Bumi Datar yakin bahwa Bumi berbentuk datar seperti panekuk, namun tampaknya mereka sepakat bahwa matahari dan Bulan adalah benda langit berbentuk seperti bola. Para ahli teori ini berpendapat bahwa matahari dan Bulan mengorbit kutub utara Bumi, melayang-layang langsung di atas "panekuk" dan tidak pernah melintas ke sisi lain.
Jika anggapan ini benar, gerhana Bulan seperti yang kita tahu tidak akan pernah terjadi, sebab Bulan harus berada di sisi Bumi yang berlawanan dari matahari agar Gerhana Bulan Total dapat berlangsung.
Kelompok Bumi Datar juga membuat penjelasan baru untuk bayangan yang terlihat di Bulan selama gerhana.
Melalui unggahan yang dimuat di The Flat Earth Wiki, sebuah situs web yang dikelola oleh The Flat Earth Society, mereka tidak percaya adanya "objek bayangan". Karena itulah, mereka tidak merinci tentang ukuran, bentuk, komposisi atau asal bayangan tersebut.
Tetapi para penulis mengklaim bahwa sosok misterius dan bayangan ini adalah penyebab utama Gerhana Bulan Total. Dan yang lebih mengejutkan, bayangan itu sama sekali tidak terlihat ketika tidak ada di depan Bulan.
"Objek bayangan tidak pernah terlihat di langit, karena mengorbit dekat dengan matahari," kata The Flat Earth Wiki, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (25/1/2019).
Meskipun terlihat mungil dari langit Bumi, namun sebagaimana diketahui bahwa Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari. Dengan entengnya, The Flat Earth Wiki menyatakan, "Kami tidak pernah diberi pandangan sekilas tentang benda-benda angkasa yang muncul di dekat matahari pada siang hari."
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menjiplak Teori Astronom
Di samping itu, The Flat Earth Wiki juga menuliskan deskripsi tentang orbit benda misterius yang dimaksud kelompok Bumi Datar, yang menyatakan bahwa objek ini miring sekitar 5,15 derajat ke bidang orbit matahari.
Secara kebetulan, pada kenyataannya, objek yang dimaksud adalah sudut di mana orbit Bulan yang menjadi miring sejalan dengan orbit Bumi. Flat Earth Society tidak memberikan perhitungan matematis yang digunakannya untuk mencapai angka ini, yang tampaknya "dicomot" dari perhitungan para astronom sungguhan.
Tentu saja, penjelasan dari The Earth Society tentang Gerhana Bulan Total adalah kesalahan besar.
0 Comments:
Post a Comment